Perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ di Thaif adalah salah satu episode yang paling mengharukan dan penuh pelajaran dalam sejarah Islam. Thaif, sebuah kota yang terletak sekitar 90 kilometer di tenggara Mekkah, menjadi saksi bagaimana perjuangan dan kesabaran Rasulullah dalam menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia, meskipun menghadapi tantangan dan perlakuan yang sangat berat.

Awal Mula Sejarah Dakwah Rasulullah ﷺ di Thaif

Pada tahun ke-10 kenabian, setelah wafatnya istri tercinta, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya yang selalu melindunginya, Abu Thalib, Rasulullah ﷺ berada dalam kondisi yang sangat sulit. Kedua tokoh ini merupakan pelindung utama Rasulullah ﷺ, baik secara emosional maupun fisik, terutama dalam menghadapi ancaman dari kaum Quraisy.

Dalam situasi yang semakin terjepit di Mekkah, Rasulullah ﷺ memutuskan untuk mencari dukungan dari luar kota. Harapannya adalah agar ada wilayah atau kaum yang bersedia menerima dakwah Islam dan melindunginya dari ancaman Quraisy.

Salah satu tempat yang dipilih adalah Thaif, kota yang dihuni oleh Bani Thaqif, sebuah suku yang dikenal kuat dan berpengaruh.

Perjalanan Menuju Thaif

ilustrasi perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad S.A.W ke thaif

Rasulullah ﷺ berangkat ke Thaif bersama sahabat setianya, Zaid bin Haritsah. Dengan berjalan kaki sejauh 90 kilometer melewati bukit-bukit dan lembah, mereka sampai di Thaif dengan harapan besar.

Rasulullah ﷺ mendatangi para pemimpin Bani Thaqif dan menyampaikan ajakan untuk memeluk Islam. Namun, apa yang beliau harapkan tidak berjalan sesuai keinginan.

Penolakan dan Perlakuan Kasar di Thaif

Para pemimpin Thaif menolak mentah-mentah dakwah Rasulullah ﷺ. Lebih dari itu, mereka tidak hanya menolak, tetapi juga memperlakukan Rasulullah ﷺ dengan sangat keji. Mereka menghasut penduduk kota, termasuk anak-anak, untuk melempari Rasulullah ﷺ dengan batu dan kotoran.

Rasulullah ﷺ mengalami luka di tubuhnya, sementara Zaid bin Haritsah a.s mencoba melindungi beliau sebisa mungkin. Namun, keduanya tetap terluka parah.

Kisah ini menggambarkan betapa beratnya ujian yang dihadapi Rasulullah ﷺ dalam menyampaikan dakwah. Meski terluka dan dikejar-kejar oleh penduduk Thaif, beliau tidak pernah dendam atau merasa putus asa.

Doa Rasulullah ﷺ di Kebun Anggur

Isi doa Rasulullah Muhammad S.A.W di kebun anggur kota Thaif

Setelah diusir dari Thaif, Rasulullah ﷺ dan Zaid berlindung di sebuah kebun anggur milik Utbah dan Syaibah, dua orang Quraisy yang secara kebetulan berada di Thaif saat itu.

Di tempat ini, Rasulullah ﷺ beristirahat sejenak dan mengucapkan sebuah doa yang penuh dengan ketundukan dan pengharapan kepada Allah:

“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku, dan hinanya diriku di mata manusia. Ya Rabb, Engkau adalah Tuhan bagi yang lemah dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapa Engkau menyerahkan aku? Kepada orang asing yang jauh, yang memperlakukanku dengan buruk, atau kepada musuh yang menguasai urusanku? Namun, jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli. Tetapi, rahmat-Mu lebih luas bagiku.”

Doa ini menunjukkan ketulusan dan kesabaran Rasulullah ﷺ, meskipun menghadapi cobaan yang begitu berat. Beliau hanya mengharapkan ridha Allah dan tidak pernah menyerah dalam menyampaikan risalah-Nya.

Pertolongan Allah Melalui Malaikat

Setelah doa ini, datanglah Malaikat Jibril a.s bersama malaikat penjaga gunung, yang menawarkan kepada Rasulullah ﷺ untuk menghancurkan penduduk Thaif dengan menimpakan dua gunung besar kepada mereka sebagai balasan atas perlakuan mereka.

Namun, dengan penuh kasih sayang dan harapan akan kebaikan di masa depan, Rasulullah ﷺ menolak tawaran tersebut. Beliau berkata:

“Aku berharap semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”

Ini adalah bukti kasih sayang yang luar biasa dari Rasulullah ﷺ kepada seluruh umat manusia, termasuk mereka yang telah memperlakukannya dengan sangat buruk.

Beliau tidak menginginkan kebinasaan bagi mereka, tetapi berharap suatu hari mereka dan keturunan mereka akan menerima hidayah Allah.

Dampak dan Hikmah dari Peristiwa Thaif

Kota Thaif dengan Sejarah Islam yang Indah

Meskipun dakwah di Thaif tidak berhasil pada saat itu, namun peristiwa ini menyimpan banyak hikmah bagi umat Islam.

  • Pertama, Thaif menjadi contoh nyata tentang keteguhan dan kesabaran Rasulullah ﷺ dalam menghadapi segala bentuk penolakan dan ujian dalam menyampaikan kebenaran.
  • Kedua, peristiwa ini mengajarkan kepada umat Islam bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari hasil yang instan, tetapi dari usaha yang ikhlas dan kesabaran yang ditunjukkan.

Beberapa tahun kemudian, pada masa Rasulullah ﷺ sudah menetap di Madinah, penduduk Thaif akhirnya menerima Islam setelah terjadinya peristiwa Fathu Makkah.

Ini membuktikan bahwa hidayah Allah datang sesuai dengan kehendak-Nya, dan doa Rasulullah ﷺ untuk kebaikan penduduk Thaif akhirnya terkabul.

Hikmah Dakwah Penuh Kasih Sayang dan Kesabaran

Perjalanan Rasulullah ﷺ ke Thaif adalah pelajaran besar tentang kesabaran, keikhlasan, dan cinta yang tulus kepada umat manusia.

Meskipun beliau disakiti secara fisik dan mental, beliau tidak pernah menyimpan dendam atau berharap keburukan bagi orang-orang yang menolaknya. Sebaliknya, beliau selalu berdoa agar mereka mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah.

Bagi kita, kisah Thaif adalah cermin tentang bagaimana kita harus menghadapi tantangan dalam kehidupan, terutama ketika kita berusaha untuk berbuat kebaikan.

Kesabaran, ketulusan, dan keyakinan kepada Allah adalah kunci utama dalam setiap perjuangan yang kita lakukan.

Ikuti Napak Tilas Sejarah Thaif Bersama Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc

Mengikuti jejak perjuangan Rasulullah ﷺ, kini Anda memiliki kesempatan untuk merasakan pengalaman spiritual yang mendalam dengan bergabung dalam Umroh Plus Thaif bersama Al Binaa.

Nikmati perjalanan bersejarah ini dengan bimbingan Ustadz Aslam Muhsin Abidin, Lc (Alumni Universitas Islam Madinah, dengan predikat “Cumlaude”) dan kunjungi lokasi-lokasi penting yang pernah dilalui oleh Rasulullah ﷺ.

Segera amankan tempat Anda dan jadikan perjalanan ini sebagai langkah menuju pencerahan dan keberkahan!